Seperti tidak ada kapoknya, majalah Charlie Hebdo justru membuat lebih banyak gambar dengan karikatur Nabi Muhammad, yang berakhir pada insiden serangan di tahun 2015.
Terlepas dari insiden serangan yang ditimbulkannya, majalah ini tidak pernah berhenti untuk memperjuangkan kebebasan berekspresi.
Di sisi lain, umat muslim di seluruh dunia meyakini bahwa tujuan dari publikasi majalah Charlie Hebdo bukan bentuk kebebasan berekspresi, namun cenderung mengejek, dan menghina ajaran agama Islam.
Dikhawatirkan terkait publikasi yang dilakukan majalah Charlie hebdo dapat menimbulkan sikap Islamofobia, yang berdampak keterasingan bagi umat muslim.***