LINGKAR KEDIRI – Tubuh langsing dianggap sebagai salah satu “goals” bagi seorang wanita melakukan diet agar terlihat lebih cantik.
Sehingga mereka melakukan diet ketat sejak usia remaja hingga melupakan kebutuhan gizi dalam tubuh mereka.
Padahal usia remaja merupakan fase growth spurt yakni periode peningkatan laju pertumbuhan.
Baca Juga: 4 Cara Sederhana Mendidik Agar Anak Tidak Mudah Menyerah, Lakukan Mulai Dari Sekarang
Pada fase ini kecukupan nutrisi dalam tubuh sangat dibutuhkan dan diperhatikan.
Lantas apa resiko yang dialami seorang wanita apabila melakukan diet ketat sejak usia remaja?
Dikutip oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com akun instragram resmi @bkkbnofficial pada 9 Juni 2021.
1. Puncak Pertumbuhan
Diet ketat rendah kalori dapat membuat pertumbuhan remaja putri terlambat lantara dapat menurunkan potensi tinggi badan optimal sesuai genetik.
2. Kebutuhan Zat Besi Meningkat
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan penyakit anemia (kurang darah). Padahal saa haid atau menstruasi, zat besi dalam tubuh remaja putri ikut terbuang.
Selain itu, anemia juga mempengaruhi pendarahan, sel darah mudah rusak, dan gangguan pembentukan sel darah.
3. Risiko Anak Stunting
Seorang perempuan yang sejak masa remajanya sudah kekurangan asupan nutrisi membuat risiko anemia terus berlanjut hingga ia menginjak usia dewasa.
Baca Juga: Dituding Sebagai Orang Ketiga, Ayu Aulia Beberkan Sikap Vicky Prasetyo Padanya: Dia DM Aku Duluan
Sehingga saat menikah dan hamil kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko stunting pada anak yang dilahirkan kelak, sehingga pertumbuhan fisik dan otak ank terhambat.
Untuk itu, sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang dan olahraga secara teratur sebelum kehilangan fase growth spurt dalam hidupmu.***