Media Iran Gencar Siarkan Pembalasan Negaranya ke Israel, Upaya Joe Biden pun Semakin Sulit

30 November 2020, 19:45 WIB
Ilmuwan Nuklir Iran Fakhrizadeh /iranpress.com

LINGKAR KEDIRI – Kematian Ilmuwan Fakhrizadeh membuat Iran bergerak untuk memberikan tanggapan tegas atas pembunuhan tersebut.

Sementara, dalam surat kabar sedang gencar menyiarkan, balas dendam Iran mencakup penyerangan terhadap kota Haifa, Israel.

Kepala Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri Iran menyatakan, bahwa tidak diragukan lagi Iran akan memberikan jawaban yang diperhitungkan dan tegas kepada para pejabat yang merenggut nyawa Martir Mohsen F Fakhrizadeh dari Iran.

Baca Juga: Viral Video 'Hancurkan Risma Sekarang Juga', Kini Karangan Bunga Banjiri Balai Kota Surabaya

Baca Juga: Catat! Begini Cara Mudah Dapat Token Listrik Gratis dari PLN Desember 2020

Kematian Fakhrizadeh mendapat sorot mata dari pemerintah Iran.

Hal tersebut terjadi karena ia telah dicurigai oleh pemerintah Barat dan Israel sebagai dalang program senjata nuklir rahasia.

Ia ditemukan disergap di jalan raya dekat Teheran pada hari Jumat dan ditembak mati di dalam mobilnya.

Baca Juga: 99 Persen Efektif Sembuhkan COVID-19, Ini Fakta Tentang Plasma Konvalensen

Sejak dulu, Iran menuduh Israel membunuh beberapa ilmuwan nuklir sejak 2010, dan saat ini para ulama dan penguasa militer Iran menyalahkan musuh lama Republik Islam, Israel, atas pembunuhan tersebut.

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak mengomentari pembunuhan tersebut. Namun beberapa media menyuarakan adanya pembalasan Iran nantinya.

Seperti yang dikutip dari berita Reuters, pada Minggu 29 November 2020, media garis keras Iran menyerukan kabar balas dendam.

Baca Juga: Waduh! Ketua Umum PBNU Terkonfirmasi Positif Covid 19, Sespri: 'Mari Kita Doakan Kesembuhan Beliau'

Disisi lain, media Kayhan, menyerukan serangan ke kota pelabuhan Israel Haifa, jika peran Israel dalam pembunuhan Fakhrizadeh memang terbukti benar.

“Serangan itu harus dilakukan sedemikian rupa sehingga selain merusak fasilitas, juga harus menimbulkan banyak korban jiwa,” tulis Saadollah Zarei dalam sebuah opini.

Serangan tersebut juga akan mempersulit upaya Presiden terpilih AS, Joe Biden untuk menghidupkan kembali ketegangan dengan Teheran setelah dia menjabat pada 20 Januari tahun depan.

Baca Juga: Kronologi Satgas COVID-19 Melaporkan RS UMMI ke Polisi Terkait Tes Swab HRS

Ketegangan Teheran dan Washington telah meningkat sejak 2018 lalu.

Pada saat itu, mantan presiden AS, Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015.

Ia menerapkan kembali sanksi yang telah menghantam Iran dengan keras. Sebagai pembalasan, Teheran secara bertahap melanggar pembatasan kesepakatan pada program nuklirnya.

Baca Juga: Target Kunjungan Wisatawan Turun Tajam Selama Pandemi, Kemenparekraf Terapkan SOP Kebiasaan Baru

Joe Biden berusaha menjelaskan, bahwa dia akan mengembalikan Amerika Serikat ke kesepakatan semula, jika Iran melanjutkan kepatuhannya.

Namun, Iran tetap membantah dan selalu mengejar senjata nuklir.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler