Ketegangan Arab Saudi dengan Iran! Kedua Negara Adakan Pembicaraan, ini Tujuanya

- 19 April 2021, 14:43 WIB
Gerakan Houthi yang didukung Iran di Yaman dan Arab Saudi telah terlibat dalam serangan balas dendam selama bertahun-tahun.
Gerakan Houthi yang didukung Iran di Yaman dan Arab Saudi telah terlibat dalam serangan balas dendam selama bertahun-tahun. /Reuters/ Khaled Abdullah/

LINGKAR KEDIRI - Saudi dan pejabat Iran mengadakan pembicaraan langsung pada bulan ini dalam upaya untuk meredakan ketegangan antara kedua negara.

Hal tersebut dikatakan oleh seorang pejabat senior Iran dan dua sumber media setempat.

Pembicaraan tersebut menyusul upaya Washington bekerja untuk menghidupkan kembali pakta nuklir 2015 dengan Teheran dan mengakhiri perang Yaman.

Baca Juga: Kabar Gembira, Kemenkes Pastikan Orang dengan Gangguan Jiwa Juga Akan Dapatkan Vaksin

Media setempat mengatakan pertemuan itu difokuskan pada Yaman, di mana koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi telah memerangi kelompok Houthi yang berpihak pada Iran sejak Maret 2015.

"Ini adalah pertemuan tingkat rendah untuk menyelidiki apakah mungkin ada cara untuk meredakan ketegangan yang sedang berlangsung di kawasan itu," kata pejabat Iran, dikutip Lingkar Kediri.com dari Reuters.

Perdana menteri Irak mengadakan pembicaraan dengan putra mahkota Arab Saudi awal bulan ini dan juga mengunjungi Uni Emirat Arab.

Sumber regional kedua mengatakan pembicaraan juga menyentuh Lebanon, yang menghadapi kekosongan politik di tengah krisis keuangan yang mengerikan.

Baca Juga: Ingat! Mulai Hari Ini Jam Operasional MRT Berubah, ini Jadwal dan Penjelasanya

Negara-negara Teluk Arab khawatir dengan meningkatnya peran gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.

Untuk diketahui Laporan dari Financial Times mengatakan bahwa seorang pejabat senior Saudi membantah telah ada pembicaraan dengan Iran.

Kekuatan Teluk Sunni Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Syiah Iran pada Januari 2016 menyusul penyerbuan kedutaan besarnya di Teheran berturut-turut atas eksekusi Riyadh terhadap seorang ulama Muslim Syiah.

Seorang diplomat Barat di kawasan itu mengatakan Amerika Serikat dan Inggris telah diberitahu sebelum pembicaraan Saudi-Iran tetapi belum melihat hasilnya.

Washington dan Teheran mengadakan pembicaraan tidak langsung di Wina untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir kekuatan dunia dengan Iran, yang dihentikan oleh mantan Presiden AS Donald Trump pada tahun 2018.

Baca Juga: Eks Menkes Siti Fadilah Supari Sebut Tak Ada Sejarahnya Pandemi Bisa Dihentikan Vaksin

Teheran telah melanggar beberapa pembatasan nuklir setelah Trump memberlakukan kembali sanksi.

Riyadh pekan lalu menyerukan kesepakatan nuklir dengan parameter yang lebih kuat dan untuk keterlibatan negara-negara Teluk, yang prihatin tentang program rudal Iran dan dukungannya untuk proksi regional.

Amerika Serikat juga mendesak kesepakatan gencatan senjata di Yaman yang disambut baik oleh Riyadh dan pemerintah Yaman yang didukung Saudi.

Houthi belum menerima dan terus melakukan serangan rudal dan drone lintas perbatasan di kota-kota Saudi.

Baca Juga: 5 Hal Ini Tunjukkan Bahwa Anda Kurang Makan Sayur, Salah Satunya Sulit Tangani Stres

Seorang pejabat kementerian luar negeri Saudi mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa langkah-langkah membangun kepercayaan dapat membuka jalan bagi pembicaraan nuklir yang diperluas dengan partisipasi Teluk Arab.

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah