Bahaya La Nina Dapat Lebih Buruk! BNPB Siapkan Beberapa Tempat Evakuasi Sementara

- 12 Oktober 2020, 16:12 WIB
Gambar fenomena La Nina di Indonesia dalam diskusi virtual menyikapi fenomena La Nina yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nasional Minggu 11 Oktober 2020
Gambar fenomena La Nina di Indonesia dalam diskusi virtual menyikapi fenomena La Nina yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nasional Minggu 11 Oktober 2020 /shira ade/Dok BNPB Nasional

LINGKAR KEDIRI - Fenomena La Nina yang dampaknya melonjak sejak bulan Oktober 2020 ini dapat berdampak pada potensi bahaya hidrometeorologi yang lebih buruk.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) himbau kesiapsiagaan seluruh elemen masyarakat, tidak hanya pada tingkat provinsi tetapi hingga tingkat kecamatan, kelurahan atau desa dan bahkan keluarga.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan menyampaikan, kesiapsiagaan harus dilakukan di setiap tingkat. Ia menegaskan bahwa camat, lurah dan kepala desa untuk melakukan beberapa hal.

Baca Juga: Tuding DPR RI Tukang Stempel dan Jokowi Dalangnya Omnibus Law, Amien Rais: UU Dengan Kejahatan Besar

Baca Juga: Resmi Besok! FPI Bersama Ormas Lainnya Akan Tuntut Jokowi Mundur dan Tolak UU Cipta Kerja

Seperti dilansir dari laman resmi BNPB pada Senin, 12 Oktober 2020, Lilik mengutarakan himbauan tersebut saat melakukan diskusi menyikapi fenomena La Lina secara virtual pada Minggu 11 Oktober.

Lilik meminta, pastikan tempat evakuasi sementara dapat digunakan dan setiap daerah rawan bencana miliki tempat evakuasi sementara.

Pihaknya juga meminta aparat desa untuk mengidentifikasi bangunan aman yang dapat digunakan sebagai shelter sementara, seperti rumah warga, kantor desa atau pun sekolah.

Baca Juga: Sosok Sasa, Kartini Milenial yang Lantang Orasi Pancasalah dan Pro Kontra Omnibus Law Cipta Kerja

"Jangan sampai tempat evakuasi menjadi kluster baru Covid-19. Identifikasi rumah aman yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi sementara" ujar Lilik.

Kedua, pastikan masyarakat yang terpapar mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan.

Ia mengingatkan protokol Kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Baca Juga: PSBB Transisi di DKI Jakarta Masih Berlanjut, Anies Baswedan Klaim Kasus Covid-19 Telah Berkurang

Apabila saat evakuasi tidak dimungkinkan untuk menerapkan protokol Kesehatan, dengan pertimbangan keselamatan, selanjutnya protokol harus diterapkan dengan ketat.

“Kita harus memastikan masyarakat untuk mengetahui apa yang harus dilakukan apabila ada info dari BMKG,” pesannya.

Hal tersebut terkait dengan penyampaian informasi yang diberikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat kabupaten dan kota kepada pihak kecamatan dan selanjutnya di tingkat desa.

Baca Juga: Dua Gempa Hari ini Guncang Lumajang dan Banda Aceh, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

“Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti,” kata Lilik.

Lilik mengatakan, gunakan bahasa yang mudah dipahami untuk menerjemahkan informasi cuaca sehingga pesan sampai pemangku kepentingan di tingkat kecamatan maupun masyarakat.

Beberapa kanal informasi dapat diakses oleh aparat kecamatan, kelurahan dan desa, bahkan di tingkat keluarga dengan beberapa kanal, seperti teknologi informasi dari BNPB dan BMKG.

Baca Juga: Fadli Zon Kritik Pedas Prabowo 'Rezim Tangan Besi' Sebagai Atasannya Sendiri dan Pemerintahan Jokowi

BNPB memiliki InaRISK (Website untuk cek kerawanan daerah di Indonesia) dan juga Katalog Desa Rawa Bencana yang dapat diakses semua pihak, kemudian BMKG memiliki aplikasi Info BMKG yang dapat menginformasikan kondisi cuaca hingga tingkat kecamatan.

Terakhir, masyarakat di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa dapat melakukan simulasi mandiri sesuai rencana kontinjensi yang sudah dibuat. Ini tentunya dibantu oleh BPBD kabupaten maupun kota setempat. 

Pada kesempatan itu, Lilik juga mengimbau setiap keluarga untuk mengidentifikasi risiko bencana yang ada di sekitar.

Baca Juga: Insentif Prakerja Kamu Belum Cair? Simak 7 Tips ini Agar Tak Ada Kendala

Kesiapsiagaan sejak dini dibutuhkan untuk memastikan tidak adanya korban jiwa apabila terjadi peristiwa ekstrem.

Diskusikan dengan anggota keluarga maupun komunitas di masyarakat terkait dengan potensi ancaman bahaya yang ada di sekitar sehingga risiko bencana dapat dihindari.***

 

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah