Waspada Hidrometeorologi, Sudah 2401 Kejadian di Tahun ini, BNPB: Antisipasi dan Pantau Info BMKG!

- 2 November 2020, 20:01 WIB
Ilustrasi bencana Hidrometeorologi.
Ilustrasi bencana Hidrometeorologi. /Pikiran-rakyat.com

LINGKAR KEDIRI – Memasuki musim penghujan, fenomena La Nina dapat memberikan dampak buruk  pada curah hujan. Dampak tersebut seperti hujan lebat yang disertai petir atau kilat maupun angin kencang.

Menyikapi potensi bahaya Hidrometeorologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga.

Kepala BNPB, Doni Monardo mengingatkan kepada warga yang rumahnya berada di kemiringan 30 derajat atau rawan longsor untuk lebih berhati-hati.

Baca Juga: UMP Jatim 2021 Naik 100 Ribu, Ketua SPSI: Hal ini Harus Kita Syukuri

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 11 Resmi Dibuka, Namun Hanya 3 Hari! Segera Akses di www.prakerja.go.id

Adapun pemicu yang patut diwaspadai adalah ketika terjadi curah hujan lebat dengan durasi yang panjang.

“Ikuti terus info Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),” tutur Doni pada Minggu, 1 November 2020 melalui pesan digital, sebagaimana dikutip dari laman resmi BNPB.

Selain itu, Doni juga meminta kepada warga untuk mengantisipasi adanya pohon tumbang. Ia mengimbau agar warga tidak beraktivitas di bawah pohon.

Baca Juga: Wajah Nampak Tua karena Penuh Kerutan, Ini Tips Merias Wajah Agar Nampak Awet Muda

Pada saat hujan lebat disertai dengan angin kencang, warga harus waspada dalam memilih tempat berlindung, yakni dengan menghindari pohon ataupun papan baliho yang berpotensi roboh.

Hal yang perlu diwaspadai lainnya, menurut Doni adalah tiang listrik yang mungkin dapat mengalami korsleting dan roboh akibat tertimpa pohon.

Sebelumnya, pada awal September lalu, BNPB telah meminta kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya Hidrometeorologi.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 11 Resmi Dibuka, Segera Login dan Daftar di www.prakerja.go.id

Kewaspadaan tersebut salah satunya dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak di setiap wilayah administrasi.

Sedangkan, bagi warga upaya kewaspadaan juga dapat dilakukan dengan memantau informasi cuaca dari BMKG ataupun website dan media sosial instansi pemerintah.

Sementara itu, data BNPB sejak awal Januari hingga 31 Oktober 2020, bencana Hidrometeorologi masih mendominasi di tanah air.

Baca Juga: Majalah Charlie Hebdo Asal Prancis Sering Kontroversial, Berikut Rekam Jejaknya

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa total bencana alam yang terjadi berjumlah 2.401 kejadian.

Adapun jenis bencana alam yang sering terjadi adalah banjir dengan 865 kejadian.

Sementara kejadian lainnya berupa puting beliung 690 kejadian, tanah longsor 447 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 321 kejadian.

Baca Juga: Bantuan BPUM UMKM Bisa Dicek Melalui eform.bri.co.id, Segera Daftar Jika Belum Memperoleh

Terdapat juga gelombang pasang atau abrasi sebanyak 29 kejadian, kekeringan 29 kejadian.

Terjadi pula gempa bumi sebanyak lima kali dan letusan gunung berapi sebanyak lima kali.

Jumlah korban jiwa dari akibat bencana Hidrometeorologi tersebut mencapai 319 jiwa meninggal dunia.

Baca Juga: Polisi Tetapkan 5 Orang Tersangka atas Kasus Pengeroyokan Anggota TNI oleh Anggota Klub Moge

Adapun rinciannya meliputi, banjir 205 jiwa, tanah longsor 101 jiwa, puting beliung 12 jiwa, dan 25 jiwa dinyatakan hilang.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah