Konflik Perairan Natuna: AS Makin Harmonis Dengan Indonesia, China Pepet Korea Utara

- 31 Oktober 2020, 06:10 WIB
Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo melakukan pertemuan di Istana Bogor,Kamis 29 Oktober 2020.
Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo melakukan pertemuan di Istana Bogor,Kamis 29 Oktober 2020. /Foto: Dok. Setkab//

LINGKAR KEDIRI – Belakangan ini memang terlihat bahwa Amerika Serikat (AS) semakin harmonis dengan Indonesia.

Seperti yang diketahui bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Mike Pompeo telah tiba di Jakarta pada Kamis, 29 Oktober 2020.

Kunjungan Menlu AS tersebut bertujuan untuk bertemu dengan Menlu Retno Marsudi dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Emmanuel Macron Enggan Minta Maaf Kepada Umat Islam, MUI Minta Boikot Produk Prancis

Perlu diketahui juga, bulan lalu Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto juga mendapat undangan khusus untuk datang ke Washington.

Sebagaimana yang dilansir Zona Jakarta dalam artikel berjudul “Khawatir Usai AS Pepet Indonesia, Xi Jinping Perintahkan China Banting Setir Dekati Korea Utara”, keharmonisan AS dan Indoneisa alasannya jelas, AS ingin Indonesia tak memihak China dalam konflik di klaim Nine Dash Line di Perairan Natuna.

"Banyak negara yang menolak klaim Nine Dash Line China mengenai sejumlah bagian dari LCS. Ini jelas dan berani termasuk yang dilakukan Indonesia sebagai subyek di dalam Asia dan Amerika Serikat. Itu adalah hal yang kita capai dalam sebuah hubungan multilateral dan administrasi Presiden Trump sangat mendukung ini" kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.

Baca Juga: Peringatan Halloween 2020: Berikut 13 Rekomendasi Film Horor, 8 Diantaranya Adalah Drama Korea

Mike Pompeo menilai kekuatan maritim Indonesia dalam hal ini TNI AL berhasil menanggulangi kekuatan China di Natuna Utara.

"Sebagai contoh kekuatan maritim untuk menjaga kedaulatan negara di Kepulauan Natuna," tambahnya.

Mike Pompeo berharap, Indonesia segera menjalin kerjasama lebih jauh dengan AS dalam stabilitas regional.

"Saya menantikan untuk adanya kerja sama dalam cara-cara baru, untuk memastikan keamanan maritim dengan melindungi salah satu jalur perdagangan yang sibuk di dunia ini," beber Mike Pompeo.

Baca Juga: Awas! Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Semakin Tinggi, Berikut Tandanya Menurut BPPTKG

China yang melihat AS semakin ‘harmonis’ dengan Indonesia ini lantas bereaksi.

Walau juga punya hubungan diplomatik dengan Jakarta, Presiden China, Xi Jinping memerintahkan agar negaranya 'pepet’ sekutu lama mereka Korea Utara.

Xi Jinping kemudian menulis surat secara khusus kepada Kim Jong Un mengenai maksudnya ini.

"Saya dan Pimpinan Kim telah menjalin hubungan baik antara kedua pihak dan negara untuk memasuki periode bersejarah baru melalui komunikasi yang erat dan mendalam selama beberapa tahun terakhir," kata Xi Jinping pada Jumat kemarin.

Meskipun tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan ‘hubungan baik’ namun bisa dipastikan Xi Jinping khawatir akan manuver AS yang sedang melobi India, Sri Lanka, Maladewa, Indonesia dan Vietnam untuk menggalang kekuatan menghadapi China.

Baca Juga: Gempa Melanda Turki dan Yunani : Berikut 5 Analisis BMKG, Salah Satunya Mengakibatkan Tsunami

Atas hal tersebut maka Xi Jinping membutuhkan sekutu yang tidak dua muka, dan Korea Utara adalah jawabannya.

"Dengan kesejahteraan yang lebih baik serta mendorong perdamaian, stabilitas, dan pembangunan kawasan," kata Xi Jinping dalam suratnya.

Masih hangat China dan Korea Utara baru saja memperingati 70 tahun Perang Korea. Bahkan selama sebulan terakhir baik Kim maupun Xi Jinping saling berbalas surat untuk mengencangkan kerjasama berbagai sektor kedua negara.*** (Beryl Santoso/Zona Jakarta)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah