Kasus Habib Rizieq Hingga Anies, Rocky Gerung Menilai Ada Kesalahan di Intel dan Menko Polhukam

- 20 November 2020, 07:11 WIB
Tangkapan layar acara Rocky Gerung dengan tajuk GAGAL JERAT ANIES, OPERASI INTELIJEN ISTANA BERANTAKAN
Tangkapan layar acara Rocky Gerung dengan tajuk GAGAL JERAT ANIES, OPERASI INTELIJEN ISTANA BERANTAKAN /@Rocky Gerung Official/Youtube

LINGKAR KEDIRI - Kegiatan Maulid Nabi Muhammad dan Pernikahan putri Habib Rizieq berujung pada pemanggilan Gubernur DKI Jakarta oleh Polda Metro Jaya.

Pemanggilan Anies Baswedan tersebut diduga adanya pelanggaran protokol kesehatan dalam acara yang diselenggarakan di Petamburan, Jakarta.

Acara yang dihadiri ribuan orang tersebut memaksa pemangku kebijakan dianggap lalai serta telah membiarkan kerumunan warga terjadi di masa pandemi.

Baca Juga: Jember Alami Lonjakan Tertinggi Positif Corona Dalam Sehari, Total 1824 Orang

Berkaitan dengan pemanggilan Anies Baswedan ini, salah satu pengamat politik angkat bicara yakni Rocky Gerung.

Dalam kanal youtube miliknya, Rocky mengatakan fakta yang melibatkan Anies Baswedan dan Habib Rizieq karena istana tidak memiliki intel yang mengolah informasi.

Hal tersebut diunggah pada Jum'at 20 November 2020 dengan tajuk Gagal Jerat Anies, Operasi Intelijen Istana Berantakan

“Saya menganggap bahwa kejadian Anies, kejadian Habib Rizieq segala macem itu, karena Istana tidak punya intel yang mengolah informasi,” ujar Rocky Gerung, dalam video tersebut.

Baca Juga: Pengadilan Negeri Kota Kediri Ditutup Sementara, Menyusul Adanya yang Positif Corona

Rocky menuding bahwa Istana tidak memiliki think tank karena mengandalkan opini publik yang didapatkan melalui konferensi-konferensi pers sehingga tidak adanya pakem.

“Justru terlihat Istana tidak punya think tank karena Istana mengandalkan opini publik, melalui konferensi pers Mahfud, lalu diundang Panglima ABRI untuk menerangkan situasi. Jadi mereka nggak ada pakemnya itu,” jelas Rocky Gerung.

Tak hanya itu, Rocky pun mengungkapkan jika kemampuan Istana dalam mengelola informasi terus saja mengalami kebocoran lantaran pendukung istana disebutkan hanya ada 2 pihak.

“Jadi terlihat bocor terus kemampuan Istana untuk mengelola informasi. Mengapa begitu, karena pendukung Istana hanya ada 2, satu adalah buzzer dan influencer, nah yang kedua komisaris-komisaris relawan. Yang semuanya tidak punya kemampuan membuat analisis keadaan kan,” sindir Rocky.

Baca Juga: Raut Muka Kecewa Jrx SID Usai Divonis 1 Tahun 2 Bulan Penjara, Begini Tanggapan Jaksa dan Pengacara

Rocky menyinggung lagi Mahfud MD yang seharusnya membawahi berbagai informasi.

Rocky menilai Mahfud MD tidak bisa mengolahnya lantaran hanya menunggangi dukungan palsu dari para relawan.

“Justru Mahfud kan yang bikin gara-gara kan, dia kan Menko Polhukam yang membawahi informasi, informasi tim, informasi intelijen TNI, informasi polisi, dia gak bisa olah. Karena Ia menunggangi dukungan palsu dari relawan,” kata Rocky.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Kembangkan Kampung Bernilai Sejarah Jadi Wisata, Risma: Dibuka Setelah Kondisi Aman

Ia menyebut kesalahan Mahfud MD yang mana seharusnya memiliki kapasitas dan portofolio untuk mengumpulkan informasi sebelum menjadi informasi yang disuguhkan kepada publik.

“Dia pikir bahwa buzzer itu betul-betul punya informasi lebih baik dari intelijen, daripada polisi. Nah itu kesalahan pak Mahfud. Padahal dia punya kapasitas dan punya portofolio untuk mengumpulkan informasi itu sebelum dia teledor mengucapkan informasi publik,” imbuhnya.

“Yang keluar dari pikiran Mahfud kan selalu adalah upaya untuk menghukum-menghukum, seperti menghukum Anies, menghukum Habib Rizieq, macem-macem,” tukas Rocky Gerung.

Baca Juga: Tangisnya Pecah Melihat Kondisinya Saat ini, Ruben Onsu ke Bertrand: Titip Bunda, Thalia dan Thania

Dikutip Lingkar Kediri dari Mantra Sukabumi.com dalam Artikel "Fakta Anies Baswedan & Habib Rizieq, Rocky Gerung: Istana Tidak Punya Intel yang Mengolah Informasi".

Gubernur Anies Baswedan diperiksa oleh Penyidik Subdit I Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Selasa, 17 November 2020 tepat pukul 09.43 WIB dan selesai pada pukul 19.24 WIB.

Selama 9 jam pemeriksaan tersebut berlangsung yang diungkapkan oleh Anies bahwa semua pertanyaan telah dijawab olehnya sesuai dengan fakta apa adanya.

Hasil pemeriksaan tersebut membuahkan laporan 23 halaman dengan isian sebanyak 33 pertanyaan.***(Abdullah Mu'min/Mantra Sukabumi)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah